MAKALAH
PENGANTAR AKUNTANSI 2
“PIUTANG”
Disusun Oleh :
Riman Lambase
Universitas Negeri Gorontalo
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi S1 Akuntansi
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat kasih karunia, kesehatan, kekuatan serta kesempatan yang dilimpahkannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Piutang” sukses terlaksana.
Terima Kasih penulis ucapkan kepada :
Ibu Siti Pratiwi Husain, SE., M.Si , selaku dosen Pengantar Akuntansi II yang telah membimbing penyusunan makalah ini.
Teman sekelas yang telah membantu baik dalam materi maupun saran.
Teman Kost yang telah memberi semangat dalam proses penyusunan
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dari berbagai kalangan pada umumnya, dan bagi masyarakat ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo pada khususnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Piutang
2.2 Klasifikasi Piutang
2.3 Pencatatan Piutang
2.4 Penghapusan Piutang
2.5 Penggunaan Piutang Untuk Memenuhi Kebutuhan Kas
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, semakin banyak perusahaan yang ada di muka bumi lebih khususnya di Indonesia. Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Mulai dari aktivitas membeli aset yang dibutuhkan perusahaan, membayar berbagai beban yang diperlukan dalam rangka memperoleh suatu manfaat, hingga aktivitas menghasilkan dan menjual produk perusahaan kepada konsumen.
Karena setiap perusahaan harus menghasilkan dan memiliki produk tertentu agar dapat bertahan, maka setiap produk yang dihasilkan harus dijual kepada masyarakat. Dalam upaya menjual produk yang dimilikinya, setiap perusahaan menggunakan berbagai cara di mana salah satunya adalah dengan memberikan kemudahan cara pembayaran. Penjualan produk yang dilakukan secara kredit, dimana pihak pembeli tidak perlu membayar semua tagihan pada saat terjadinya transaksi, adalah salah satu bentuk kemudahan cara pembayaran. Perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit akan menghasilkan piutang usaha pada buku besarnya. Itu berarti perusahaan memiliki klaim atau tagihan kepada pelanggannya atas sejumlah uang akibat transaksi penjualan kredit yang telah terjadi
Transaksi dari aktivitas yang dilakukan perusahaan bukanlah hanya menjual produk untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Dalam proses menghasilkan produk terdapat banyak aktivitas lain yang dijalankan perusahaan, seperti membeli barang dagang, membeli bahan baku, membayar beban angkut barang, membayar pajak, dan sebagainya. Dalam setiap jenis aktivitas tersebut tidak selalu semua transaksi selalu semua transaksi selesai saat itu juga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian piutang ?
2. Ada berapa pengklafikasiasian piutang?
3. Bagaimana pencatatan piutang?
4. Metode apa yang digunakan untuk menghapus piutang?
5. Bagaimana penggunaan piutang untuk memenuhi kebutuhan kas?
1.3 Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas piutang, yang didalamnya mencakup; pengklasifikasian piutang, pencatatan piutang, menghapus piutang, dan cara menggunakan piutang untuk memenuhi kebutuhan kas segera.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Piutang
Piutang adalah tuntutan (klaim) atau tagihan perusahaan terhadap pihak lain baik
terhadap perorangan maupun badan usaha.
2.2 Klasifikasi Piutang
Piutang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Piutang Usaha
Piutang usaha yaitu piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan normal perusahaan, piutang usaha biasanya akan dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun, sehingga piutang usaha dikelompokkan kedalam kelompok aset lancar.
Sebagai contoh, PT. Komputer Kita, yaitu distributor komputer yang berlokasi di Jakarta, menjual produknya senilai Rp.175.000.000 kepada Toko Duta Niaga, Bandung. Pihak pembeli baru membayar sebesar Rp.50.000.000 pada saat terjadinya transaksi tersebut dan sisanya akan dilunasi pada bulan berikutnya. Atas transaksi ini jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut.
2. Piutang Bukan Usaha
Piutang bukan Usaha, yaitu piutang yang timbul bukan sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Termasuk dalam kelompok ini adalah:
a. Persekot dalam kontrak pembelian
b. Klaim terhadap perusahaan angkutan atasa barang yang rusak atau hilang
c. Klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian yang dipertanggungjawabkan
d. Klaim terhadap karyawan perusahaan
e. Klaim terhadap restitusi pajak
f. Piutang dividen
g. Dan lain-lain
Dari contoh PT. Komputer Kita sebelumnya, perusahaan tersebut selama bulan April 2012 memberikan pinjaman kepada beberapa karyawan sebesar Rp. 12.000.000 dan membayar sebesar Rp. 15.000.000 kepada PT. Transportindom, sebuah perusahaan angkutan barang, yaitu uang pesanan jasa angkutan barang ke Bali untuk bulan Juli 2012. Untuk transaksi ini jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:
3.3 Pencatatan Piutang
Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia, piutang dicatat dan diakui sebesar jumlah bruto (nilai jatuh tempo) dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak akan diterima. Itu berarti piutang harus dicatat sebesar jumlah yang diharapkan akan dapat ditagih. Karena itu berkaitan dengan pengelolaan piutang, perusahaan harus membuat suatu cadangan piutang tidak tertagih yang merupakan taksiran jumlah piutang yang tidak akan dapat ditagih dalam periode tersebut.
Sebagai contoh, piutang usaha PT. Mitra Usaha adalah Rp 190.000.000, sedangkan cadangan kerugian piutangnya adalah Rp 24.000.000. Jadi, dalam laporan posisi keuangan piutang tersebut dicatat sebagai berikut:
- Piutang usaha ....................................... 190.000.000
- Cadangan kerugian piutang ................ (24.000.000)
- Piutang bersih ....................................... 166.000.000
Dalam membuat cadangan kerugian piutang /piutang tidak tertagih, terdapat dua unsur utama yang dapat digunakan, yaitu :
Jumlah Penjualan (Persentase tertentu dari penjualan), yang berarti cadangan kerugian piutang didasarkan pada persentase tertentu dari saldo akun penjualan pada saat cadangan kerugian piutang tersebut ditetapkan, atau didasarkan pada persentase tertentu dari taksiran jumlah penjualan kredit selama periode bersangkutan. Selain didasarkan pada saldo akun penjualan kredit, penetapan besarnya cadangan kerugian piutang juga dapat didasarkan pada persentase tertentu dari anggaran penjualan atau didasarkan pada persentase tertentu dari anggaran penjualan kredit di tahun bersangkutan.
Saldo Piutang :
Persentase tertentu dari saldo piutang, yang berarti cadangan kerugian piutang didasarkan pada saldo akun piutang pada saat piutang tersebut ditetapkan atau didasarkan pada taksiran penjualan kredit pada periode bersangkutan.
Analisis umur piutang, yaitu metode pembuatan cadangan kerugian piutang dimana cadangan pitang yang yang tidak dapat ditagih dari suatu perusahaan didasarkan pada besarnya risiko atau kemungkinan tidak tertagihnya suatu piutang. Dasar dari metode ini adalah pemikiran bahwa semakin lama umur piutang, semakin besar kemungkinan terjadinya kemacetan proses penagihan piutang tersebut.
Dari contoh perusahaan tersebut, pada akhir tahun 2012 akuntan PT. Mitra Usaha melaporkan saldo beberapa akun sebagai berikut.
- Piutang usaha Rp 190.000.000
- Penjualan Rp 4.200.000.000
- Penjualan kredit Rp 2.400.000.000
Sedangkan dari buku pembantu diketahui bahwa saldo piutang terdiri dari piutang kepada beberapa pelanggan seperti terlihat pada tabel berikut ini. Dari buku pembantu tersebut juga diketahui tanggal terjadinya transaksi penjualan kredit oleh para pelanggan, sehingga dapat diketahui umur dari setiap piutang per 31 Desember 2012
Dari pengalaman selama beberapa tahun terakhir, manajemen PT. Mitra Usaha menyimpulkan bahwa semakin lama umur piutang, semakin besar kemungkinan tertagihnya. Kemungkinan tidak tertagihnya sebesar 1% untuk umur piutang 1 s/d 15 hari; 3% untuk umur 16 s/d 30 hari; 5 % untuk umur 31 s/d 45 hari; 10 % untuk umur 46 s/d 60 hari; dan 20% untuk yang berumur lebih dari 61 hari.
Berdasarkan data tersebut, jika pada awal tahun 2013 PT. Mitra Usaha menetapkan cadangan kerugian piutang, maka akan menghasilkan jurnal berikut jika penetapan cadangan itu:
a. Berdasarkan 1% dari total penjualan kredit. Jadi, jumlah piutang tak tertagih PT. Mitra Usaha untuk tahun 2013 adalah 1% x Rp2.400.000.000 = Rp24.000.000, dan jurnal yang perlu dibuat untuk itu adalah sebagai berikut:
b. Berdasarkan 10% dari total piutang usaha. Jadi, jumlah piutang cadangan piutang tak tertagih adalah 10% x Rp190.000.000 = Rp19.000.000, dan jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:
c.Berdasarkan analisis umur piutang. Jadi jumlah cadangan kerugian piutang PT. Mitra Usaha harus didasarkan pada risiko tidak tertagihnya piutang perusahaan akibat berlalunya waktu. Dari pengalaman perusahaan, maka piutang PT. Mitra Usaha harus dikelompokan ke dalam 5 kelompok risiko, yaitu kelompok risiko 1%, kelompok risiko 3%, kelompok risiko 10%, dan kelompok risiko 20%. Dari data perusahaan tersebut, maka piutang PT. Mitra Usaha pada tanggal 31 Desember 2012 yang berumur lebih dari 61 hari adalah piutang kepada Toko Semoga Jaya dan Toko Eka Jaya karena terjadi pada bulan Oktober 2012. Piutang yang berumur antara 46 hingga 60 hari adalah piutang kepada Toko Pesona Niaga. Piutang yang berumur antara 31 hingga 45 hari adalah piutang kepada Toko Elektrik karena terjadi pada akhir bulan November 2012, dan piutang usaha yang berumur hingga 30 hari adalah piutang kepada Toko Pesona Niaga. Sementara itu, piutang yang berumur 1 hingga 15 hari adalah piutang kepada Toko Merah Putih dan U.D. Damai.
Setelah dikalikan dengan tingkat risiko kerugian dari setiap umur piutang, setiap kelompok tersebut akan menghasilkan jumlah taksiran cadangan kerugian bagi setiap kelompok umur piutang, kemudian, setiap kelompok cadangan cadangan kerugian piutang dijumlahkan sehingga menghasilkan jumlah taksiran piutang yang tidak dapat ditagih pada periode bersangkutan. Dalam kasus perusahaan sebelumnya, jumlah cadangan kerugian piutang yang ditetapkan adalah Rp.17.790.000. itu berarti jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:
PENGHAPUSAN PIUTANG
Biasanya cadangan kerugian piutang ditetapkan pada awal periode akuntansi, dan cadangan kerugian piutang merupakan suatu taksiran besarnya piutang yang tidak dapat ditagih pada suatu periode akuntansi. Setelah periode tersebut berjalan, seringkali terdapat sejumlah piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih karena berbagai alasan. Piutang yang jelas-jelas tidak dapat ditagih karena debitur nya lari, meninggal, bangkrut, atau sebab lain harus dihapus dari saldo piutang. Penghapusan ini merupakan kerugian karena pencatatannya tidak dibebankan ke akun kerugian piutang tetapi ke akun cadangan kerugian piutang.
Untuk menghapus suatu piutang terdapat dua metode yang bisa digunakan, yaitu:
1. Metode cadangan kerugian piutang (seperti yang telah dibahas sebelumnya).
2. Metode penghapusan langsung, yaitu metode penghapusan piutang dengan cara menunggu
sampai diperoleh kepastian bahwa piutang tersebut benar-benar tidak dapat ditagih, tanpa
perlu dibuat estimasinya terlebih dahulu.
Misalkan dari contoh sebelumnya bahwa pada tanggal 1 Januari 2012 PT. Mitra Usaha telah menetapkan cadangan kerugian piutang sebesar Rp 24.000.000. pada tanggal 15 April 2012, diperoleh kepastian bahwa piutang kepada Toko Eka Jaya tidak dapat ditagih lagi karena toko tersebut bangkrut. Manajemen PT. Mitra Usaha memutuskan bahwa piutang sebesar Rp.19.000.000 itu akan dihapuskan. Jadi, jurnal yang perlu dibuat berkaitan dengan penghapusan piutang tersebut adalah sebagai berikut:
Akibat penghapusan tersebut, piutang PT. Mitra Usaha akan berkurang sebesar Rp.19.000.000. Baik dengan metode cadangan maupun dengan metode penghapusan langsung, akibat yang ditimbulkan terhadap saldo piutang bersihnya akan berbeda seperti terlihat dari catatan berikut ini:
Ketika cadangan kerugian piutang ditetapkan sebesar Rp.24.00.000 pada tanggal 1 Januari 2012, saldo piutang bersih PT. Mitra Usaha akan menjadi sebesar Rp.166.000.000. Setelah terjadi penghapusan piutang sebesar Rp.19.000.000, dibuatlah jurnal dengan mendebit akun cadangan kerugian piutang sebesar Rp 19.000.000 dan mengkredit akun piutang sebesar Rp 19.000.000. Akibat dari jurnal tersebut adalah saldo akun cadangan kerugian piutang akan berkurang sebesar Rp19.000.000 menjadi Rp. 171.000.000.
Sedangkan saldo akun cadangan kerugian piutang berkurang dengan jumlah yang sama menjadi Rp.171.000.000. Akibatnya, saldo piutang bersih perusahaan tetap sebesar Rp 166.000.000, karena saldo piutang sebesar 171.000.000 dikurangi dengan saldo cadangan kerugian piutang sebesar Rp.5.000.000.
Sementara itu, metode penghapusan langsung mengakibatkan saldo piutang berubah dari Rp 190.000.000 pada tanggal 1 Januari 2012 menjadi Rp.171.000.000 pada tanggal 15 April 2012 akibat kurangnya saldo piutang, yaitu kurangnya saldo piutang, yaitu di kreditnya akun piutang sebesar Rp 19.000.000.
PENGGUNAAN PIUTANG UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KAS
Seringkali perusahaan membutuhkan uang yang jumlahnya melebihi jumlah kas yang tersedia. Kebutuhan kas ini dapat dipenuhi dengan piutang. Terdapat dua cara penggunaan piutang untuk memenuhi kas segera, yaitu:
1. Piutang Dipakai sebagai jaminan
Perusahaan yang memerlukan kas dengan segera dapat meminjam uang ke bank atau lembaga
keuangan lainnya dengan jaminan berbentuk piutang usaha. Hasil tagihan dari pelanggan
biasanya dipakai untuk melunasi hutang. Jika terjadi pelanggan yang tidak dapat ditagih, makan menjadi tanggung jawab peminjam (perusahaan yang menjamin piutang) untuk mengganti jaminannya dengan piutang lainnya.
Sebagai contoh, PT. Nusa Penida memiliki piutang kepada beberapa pelanggannya sebesar Rp. 400.000.000. Pada tanggal 1 April 2012, perusahaan meminjam dana pada Bank Pembangunan Nusantara sebesar Rp. 250.000.000 dengan jaminan piutangnya tersebut. Bunga pinjaman yang dikenakan adalah 24 % per tahun dengan jangka waktu pengembalian maksimal 6 bulan. Semua pelanggan PT. Nusa Penida tidak mengetahui penjaminan piutang tersebut dan semua aktivitas tersebut dan semua aktivitas penagihan dilakukan PT. Nusa Penida. Pada tanggal 1 Agustus 2012, PT. Nusa penida mengih piutangnya kepada salah pelanggannya sebesar Rp. 175.000.000 dan langsung dibayarkan kepada Bank Pembangunan Nusantara serta bunga selama 4 bulan ( 4 x 2% x Rp. 250.000.000). Pada tanggal 1 september 2012, PT. Nusa Penida menagih kembali piutangnya kepada salah satu pelanggannya sebesar Rp. 100.000.000, dan PT. Nusa Penida langsung membayar serta melunasi utangnya kepada Bank Pembangunan Nusantara beserta bunga selama 1 bulan (2% x Rp. 75.000.000). Dari transaksi penjaminan piutang dan pelunasan utang ini, jurnal yang perlu dibuat adalah :
2. Menjual Piutang (Anjak Piutang/ Factoring)
Kebutuhan uang dapat segera dapat dipenuhi dengan menjual piutang usaha ke bank atau lembaga kredit atau ke perusahaan anjak piutang. Semua kemungkinan dan risiko yang timbul berkaitan dengan piutang tersebut menjadi tanggung jawab pihak perusahaan yang membelinya.
Sebagai contoh, Karena membutuhkan uang tunai dalam waktu cepat, PT. Roda Niaga menjual piutang senilai Rp. 500.000.000. Syarat pembayaran yang diterapkan perusahaan adalah 2/10, n/30. Cadangan kerugian yang sudah dibentuk sebesar Rp. 20.000.000. piutang seharga Rp.450.000.000. setelah diteliti, piutang yang masih dalam masa potongan adalah Rp. 400.00.000.
Jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:
3. Mendiskontokan Wesel
Kebutuhan segera juga dapat dipenuhi dengan meminjam uang ke bank atau lembaga lain dengan jaminan (mendiskontokan) wesel tagih (janji tertulis tidak bersyarat dari satu pihak ke pihak lain untuk membayar sejumlah uang dimasa mendatang). Jika pada saat wesel jatuh tempo dan pihak penerbit wesel tidak melunasi kewajibannya, maka pihak yang mendiskontokan wesel bertanggung jawab terhadap pelunasan kewajibannya kepada pihak kreditur.
Sebagai contoh, PT. Kunci Mas memiliki wesel tagih bernilai nominal Rp.400.000.000. Wesel tagih bertanggal 1 April 2012 tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2012. Pada tanggal 21 April 2012, Kunci Mas mendiskontokan wesel tagih tersebut dengan tingkat diskonto 15 %. Maka hal-hal Yang perlu dilakukan adalah menghitung hari diskonto.
- April = tanggal 21 s/d 30 = 10 hari
- Mei = tanggal 1 s/d 31 = 31 hari
- Juni = tanggal 1 s/d 30 = 30 hari
- Juli (tanggal jatuh tempo) = 1 hari
- Jumlah diskonto = 72 hari
Jika wesel tersebut tidak berbunga, maka jumlah uang yang diterima PT. Kunci Mas adalah nilai nominal wesel dikurangi dengan diskontonya, yaitu:
- Nominal wesel = Rp 400.000.000
- Diskonto = Rp (12.000.000)
- Uang yang diterima = Rp 388.000.000
Jadi, jurnal yang dibuat untuk transaksi pendiskontoan wesel tersebut adalah sebagai berikut :
Jika wesel tersebut berbunga, 24% per tahun, maka jumlah uang yang diterima oleh PT. Kunci Mas adalah:
- Nominal wesel = 400.000.000
- Bunga wesel= 400.000.000 x 12% x 3/12 = 24.000.000
- Nilai jatuh tempo = 424.000.000
- Diskonto =400.000.000 x 15%x 72/360 =(12.000.000)
- Jumlah uang yang diterima = 412.000.000
Jadi, jurnal yang dibuat untuk transaksi pendiskontoan wesel tersebut adalah sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setiap penjualan produk yang dilakukan oleh perusahaan secara kredit, dimana pihak pembeli tidak perlu membayar semua tagihan pada saat terjadinya transaksi, maka. Perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit akan menghasilkan piutang usaha pada buku besarnya. Itu berarti perusahaan memiliki klaim atau tagihan kepada pelanggannya atas sejumlah uang akibat transaksi penjualan kredit yang telah terjadi. Jadi, piutang adalah tuntutan (klaim) atau tagihan perusahaan terhadap pihak lain baik terhadap perorangan maupun badan usaha.
Terdapat dua klasifikasi piutang yang sering terjadi dalam setiap aktivitas perusahaan yaitu ;
1. Piutang Usaha,
2. dan Piutang bukan usaha.
Dalam melakukan pencatatan piutang, terdapat 2 dasar utama yang dapat digunakan, yaitu ;
1. Jumlah penjualan
2. Saldo piutang
a. Persentase tertentu dari saldo piutang,
b. Analisis umur piutang.
Untuk melakukan penghapusan piutang, terdapat 2 metode yang bisa digunakan, yaitu:
1. Metode cadangan kerugian piutang,
2. Metode penghapusan langsung.
Apabila perusahaan membutuhkan uang yang melebihi jumlah kas yang tersedia. Kebutuhan kas dapat dipenuhi dengan segera dengan cara;
1. Piutang dipakai sebagai jaminan,
2. Menjual piutang (Anjak Piutang/ Factoring),
3. Mendiskontokan wesel.
3.2 SARAN
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dari berbagai kalangan pada umumnya, dan bagi masyarakat ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo pada khususnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Rudianto.2012.Pengantar Akuntansi.Jakarta: Erlangga
0 Response to "MAKALAH PIUTANG"
Post a Comment